Rabu, 07 Mei 2008

Selamat Tinggal Kegelapan

Selamat Tinggal Kegelapan

Sebenarnya keinginan untuk masuk Islam sudah ada sejak lama.Bahkan,ketika saya masih duduk dibangku SMP.Namun,saya tak berani mengungkapkannya kepada orang tua.Mungkin penyebabnya karena saya belum dewasa untuk hal-hal semacam itu.Namun lambat laun saya merasa sudah waktunya untuk mengutarakan hal itupada orang tua.Alhamdulillah,mereka tidak keberatan jika saya pindah agama.Hanya saja mereka menanyakan,apakah nanti saya sanggup menjalani syariat-syariat Isalam Tanpa pikir panjang saya pun menyatakan kesanggupan saya.Maka,pada bulan Ramadhan 1417H(1997) di masjid HidayatussalamBancah Laweh,Padang Panjang,dengan disaksikan beberapa jamaah masjid,saya pun mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.Sejak itu saya pun resmi menjadi seorang muslim.

Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk masuk Islam.Diantaranya,ketika saya mendengar panggilan azan,bulu roma terasa merinding dan seluruh tubuh saya gemetar.Rasanya ada suatu getaran kuat dalam jiwa saya untuk memenuhi panggilan itu.Saya pun berpikir,mungkinkah getaran seperti itu juga dirasakan oleh seluruh kaum muslimin?Kalaun memang benar,alangkah bahagianya orang-orang yang telah hidup dalam ketenangan dan kedamaian yang hanya ada dalam Islam.
Hal lain yang membuat saya tertarik pada Islam adalah silaturahmi.Mereka saling berjabat tangan dan mengucapkan salam ketika bertemu,sehingga tampak sekali persaudaraan yang erat diantara mereka.Islam juga sangat toleran.Dipada Panjang yang terkenal dengan julukan "Serambi mekah ",hanya beberapa persen saja yang beragama Kristen.Namun,mereka tidak pernah merasa terganggu.
Ketika saya duduk di bangku SMP,dalam kelas itu mungkin hanya saya sendiri yang beragama Kristen.Kendati demikian,tidak ada sikap diskriminasi yang saya terima.Islam adalah agama yang tidak membeda-bedakan status sosial,agama yang tak berkasta.Semua orang samadisiosi Tuhan.Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaanya.Disamping itu ,keterbukaan sikap dalam Islam juga sangat menarik hati saya.Kia-kiai ,alim ulama ,dan para mubaligh bersikap objektif.Mereka tidakmenganggap diri paling benar.Mereka masih mau menerima kebenaran dari orang lain.Saya berharap semoga jiwa saya tetap istsqamah dalamDinul Islamsampai akhir hayat nanti.Amiin.(Yendri J/Albaz)